KESADAHAN
JUMLAH
Metode :
Kompleksometri
Prinsip :
Kadar total CaCO3 ditentukan dengan cara titrasi langsung dengan
larutan standar EDTA pada pH 10 dengan menggunakan indikator EBT. Agar pH
mencapai ±10 maka ditambah buffer pH 10.
Reaksi :
- Ca ++ +
EBT à Ca- EBT
Ca- EBT + EDTA à Ca-
EDTA
-
Mg ++ + EBT à Mg- EBT
Mg- EBT + EDTA à Mg-
EDTA + EBT
Reagensia :
- Larutan standar EDTA 0,01 M
-
Buffer pH 10
-
Indikator EBT 1 % (serbuk )
Prosedur :
- Dipipet sampel 50,0 ml, dimasukkan dalam erlenmeyer
-
Ditambah 2 ml larutan buffer
pH 10
-
Ditambah indikator EBT 1%
secukupnya
-
Dititrasi dengan larutan
standar EDTA 0,01 M
-
Titik akhir titrasi dicapai
dari warna merah menjadi biru muda
Perhitungan :
ml titrasi x M.EDTA x BM CaCO3 x 1000
ml
sampel
=
...................... ppm CaCO3
BM
CaCO3 = 100
ALKALINITAS
Metode :
Acidimetri
Prinsip :
Penetralan asam-basa
Reaksi :
HCO3- + 2HCl à 2Cl + H2CO3
Reagensia : - HCl 0,1 N
-
Indikator MO 0,1 %
Prosedur :
- Dipipet sampel 50,0 ml, masukkan dalam erlenmeyer
-
Ditambah indikator MO 0,1 % sebanyak 3 tetes
-
Titrasi dengan larutan
standar HCl 0,1 N dari warna kuning menjadi merah orange
Perhitungan : ml titrasi x N.HCl x 6,1 x 1000
0,1 ml.sampel
=
...................... ppm
ACIDITAS
Metode : Alkalimetri
Prinsip : Penetralan asam-basa
Reaksi : CO2 + 2NaOH à Na2CO3
+ H2O
Reagensia : - NaOH 0,1 N
-
Indikator PP 1 %
Prosedur :
- Dipipet sampel 50,0 ml, masukkan dalam erlenmeyer
-
Ditambah indikator PP 1 % sebanyak
3 tetes
-
Titrasi dengan larutan
standar NaOH 0,1 N
dari tidak berwarna menjadi merah muda (konstan)
Perhitungan : ml titrasi x N.NaOH x 4,4 x 1000
0,1
ml.sampel
= ...................... ppm
PK CHLORIDA (Cl-) DALAM AIR
Metode : Argentometri Cara Mohr
Prinsip :
- Dalam suasana netral atau sedikit basa, ion chlorida diendapkan menjadi perak
chlorida (AgCl).
- Kelebihan perak nitat (AgNO3)
akan bereaksi dengan kalium kromat (K2CrO4) membentuk
warna merah bata.
Reaksi : Ag+ + Cl- à ↓AgCl putih
2AgNO3 + K2CrO4 à ↓Ag2CrO4
+ 2KNO3 merah bata
Reagensia : - AgNO3
0,1N
-
Indikator K2CrO4
5%
-
HNO3 10%
-
Serbuk MgO
Prosedur :
- Dipipet sampel 50,0 ml, masukkan dalam erlenmeyer
- Dicek pH, apabila asam ditambah dengan MgO ,
sedangkan bila basa ditambah dengan HNO3 10%, dicek kembali sampai
pH netral.
-
Ditambahkan 3 tetes indikator K2CrO4 5 %
- Titrasi dengan larutan standar AgNO3
0,1N dari waran kuning menjadi endapan merah bata
Perhitungan : ml titrasi x N AgNO3 x BA
Cl –x 1000
ml.
sampel
=
...................... ppm
PK CHLORIDA (Cl-) DALAM AIR
Metode : Argentometri Cara Mohr
Prinsip :
- Dalam suasana netral atau sedikit basa, ion chlorida diendapkan menjadi perak
chlorida (AgCl).
- Kelebihan perak nitat (AgNO3)
akan bereaksi dengan kalium kromat (K2CrO4) membentuk
warna merah bata.
Reaksi : Ag+ + Cl- à ↓AgCl putih
2AgNO3 + K2CrO4 à ↓Ag2CrO4
+ 2KNO3 merah bata
Reagensia : - AgNO3
0,1N
-
Indikator K2CrO4
5%
-
HNO3 10%
-
Serbuk MgO
Prosedur :
- Dipipet sampel 50,0 ml, masukkan dalam erlenmeyer
- Dicek pH, apabila asam ditambah dengan MgO ,
sedangkan bila basa ditambah dengan HNO3 10%, dicek kembali sampai
pH netral.
-
Ditambahkan 3 tetes indikator K2CrO4 5 %
- Titrasi dengan larutan standar AgNO3
0,1N dari waran kuning menjadi endapan merah bata
Perhitungan : ml titrasi x N AgNO3 x BA
Cl –x 1000
ml.
sampel
=
...................... ppm
DO DALAM AIR
Metode : Iodometri
Prinsip : - Penambahan larutan Mn2+
kedalam sampel dalam suasana basa kuat dengan adanya oksigen terlarut akan
mengoksidasi dengan cepat sejumlah ekuivalen Mn(OH)2 yang telah
terdispersi menjadi Mn(OH)2 dengan valensi tinggi. Adanya ion
I- akan mengoksidasi MnO2 menjadi Mn(OH)2 yang
bervalensi II. Kelebihan I2 dititrasi dengan Na2S2O3.
Reaksi : MnSO4 + 2NaOH + 2O2 à MnO2
+ Na2SO4 + 2H2O
MnO2 + 2KI + 2H2O à Mn(OH)2 + I2 + 2KOH
I2 + Na2S2O3 à Na2S4O6 +
2NaI
Reagensia : - Na2S2O3
0,01N
-
Larutan MnSO4 20%
-
H2SO4
(p)
-
Amylum 1%
-
Pereaksi O2
Prosedur :
- Disiapkan erlenmeyer tutup asah yang sudah diketahui volumenya.
-Dimasukkan sampel ke dalam erlenmeyer yang
sudah diketahui volumenya sampai penuh, kemudian tutup, dibuang cairan yang ada
diluar tutupnya.
-
Ditambah 2 ml MnSO4 10%, diaduk dengan batang pengaduk
-
Ditambah 3 ml reagen pereaksi O2, diaduk dengan batang pengaduk
-
Ditutup kemudian didiamkan selama 10 menit dalam ruang gelap
-
Endapan yang terbentuk dilarutkan dengan 5 ml H2SO4 (p)
- Dituang semua larutan dari erlenmeyer tutup
asah kedalam erlenmeyer tutup asah yang lebih besar
-
Titrasi dengan larutan standar Na2S2O3 0,01N
sampai warna kuning jerami
-
Ditambah 1 ml amylum 1%, dititrasi kembali dengan Na2S2O3
sampai warna biru hilang
Perhitungan : ml titrasi x N Na2S2O3
x 8 x 1000
ml. sampel – 5
=
...................... ppm
PK ZAT ORGANIK (ANGKA PERMANGANAT)
Metode : Permanganometri
Prinsip :
Zat organik dalam air dioksidasi dengan larutan KMnO4, sisa KmnO4
direduksi dengan H2C2O4 berlebihan, kelebihan
H2C2O4 dititrasi dengan larutan standar KMnO4
Reaksi : 2KMnO4 + 3H2SO4
à 2MnSO4
+ 3H2O + 5On + K2SO4
Reagensia : - H2SO4 4N (bebas zat organik)
-
H2C2O4
0,01N
-
KMnO4 0,01N
Prosedur :
-
Erlenmayer yang akan dipakai dicuci dulu dengan cara :
·
Masukkan 25 ml aquadest tambah beberapa tetes KMnO4
0,01 N sampai warna merah jambu
·
Tambah 5 ml H2SO4 4N panaskan 5 menit
·
Cairan dibuang
-
Pipet 25,0 ml sampel masukkan dalam erlenmayer
-
Tambah 5 ml H2SO4 4N dan batu didih + 15 ml KMnO4
-
Dipanaskan sampai mendidih, pertahankan selama 10 menit
-
Tambah 15,0 ml H2C2O4 0,01N
-
Jika sudah tidak berwarna langsung dititrasi dengan larutan KMnO4
0,01N
sampai warna merah muda / pink
Perhitungan : [(15+A) x N KMnO4 – ( 15 x N H2C2O4
)] x 0,316 x 1000
N~ B
= ………. mg/ l
A = ml titran
KMnO4
B = ml sampel
1 ml KMnO4
0,01N ~ 0,316 mg
PENETAPAN
KADAR NITRIT (NO2)
Metode : Spektrofotometri
Prinsip :
Konsentrasi nitrit ditentukan oleh terbentuknnya warna kemerahan setelah
ditambah dengan Gries Romyes. Warna yang terbentuk diukur dengan
spektrofotometer pada λ 520 nm.
Reagensia : -
Gries Romyes
- Larutan standar Nitrit
10 ppm
Prosedur :
- Disiapkan labu takar 50,0 ml sebanyak 8 buah.
- Dimasukkan
masing-masing ke dalam labu takar dengan :
a)
Blanko :
aquadest sebanyak 50,0 ml
b)
Sampel :
larutan sampel sebanyak 50,0 ml
c)
Standar : 5 buah
labu takar masing-masing diisi dengan larutan standar NO2 secara
bertingkat, misal:
V1 x ppm1 = V2 x ppm 2
Standar 1: 50,0 ml x 0,1 ppm = …ml x 10 ppm
50,0
ml x 0,1 ppm = 0,5 ml lar. Standar NO2 10 ppm
10 ppm
Standar 2: 50,0 ml x 0,2 ppm = ...ml x 10 ppm
50,0
ml x 0,2 ppm = 1,0 ml lar.standar NO2
10 ppm
10 ppm
-
Diteruskan sampai 5 standar
dengan rumus perhitungan seperti diatas.
-
Pada labu takar standar,
setelah pemberian larutan standar 0,1 – 0,5 ppm lalu ditambah dengan aquadest
sampai 50,0 ml
- Ditambah 300 mg serbuk Gries
Romyes pada masing-masing labu takar, dihomogenkan
-
Dibiarkan selama 30 menit
-
Dibaca absorbance NO2 dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 520 nm
Perhitungan : c. sampel = abs.sampel x c. standar
abs.standar
PENETAPAN
KADAR AMONIA (NH3)
Metode : Spektrofotometri
Prinsip :
Konsentrasi NH3 ditentukan oleh terbentuknya larutan koloid kuning
oranye coklat dengan penambahan reagen Nessler. Warna yang terbentuk diukur
dengan spektrofotometer pada λ 420 nm.
Reaksi : -
Reagensia : -
Reagen Nessler
- Larutan K-Na. tartrat
3%
- Larutan standar NH3
100 ppm
Prosedur :
- Disiapkan labu takar 50,0 ml sebanyak 8 buah.
- Dimasukkan
masing-masing ke dalam labu takar dengan :
a)
Blanko :
aquadest sebanyak ±25,0 ml
b)
Sampel :
larutan sampel sebanyak ±25,0 ml
c)
Standar : 5 buah
labu takar masing-masing diisi dengan larutan standar NH3 secara
bertingkat, misal:
V1 x ppm1 = V2 x ppm 2
Standar 1: 50,0 ml x 1 ppm = …ml x 100
ppm
50,0 ml x 1 ppm = 0,5
ml lar. Standar NH3 100 ppm
100 ppm
Standar 2: 50,0 ml x 2 ppm = ...ml x 10 ppm
50,0
ml x 2 ppm = 1,0 ml lar.standar NH3
10 ppm
100
ppm
-
Diteruskan sampai 5 standar
dengan rumus perhitungan seperti diatas.
-
Pada labu takar standar,
setelah pemberian larutan standar 1 – 5 ppm lalu ditambah dengan aquadest
sampai ±25,0 ml
- Ditambah 5 ml lar. K-Na tartrat 3% pada masing-masing labu takar, dihomogenkan
-
Ditambah 5 ml reagen Nessler, dihomogenkan
-
Dibiarkan selama 15 menit
-
Dibaca absorbance NH3dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 420nm
Perhitungan : c. sampel = abs.sampel x c. standar
abs.standar
PENETAPAN
KADAR CUPRUM (Cu)
Metode : Spektrofotometri
Prinsip :
Cu dalam air bereaksi dengan diethylditiocarbamat membentuk
Cu-diethylditiocarbamat yang berwarna kuning. Warna yang terbentuk diukur
dengan spektrofotometer pada λ 480 nm.
Reagensia : - Reagen
Na-diethylditiocarbamat 1%
- NH4OH (p)
- Larutan standar Cu100
ppm
Prosedur :
- Disiapkan labu takar 50,0 ml sebanyak 8 buah.
- Dimasukkan
masing-masing ke dalam labu takar dengan :
a)
Blanko :
aquadest sebanyak ±25,0 ml
b)
Sampel : larutan
sampel sebanyak ±25,0 ml
c)
Standar :
5 buah labu takar masing-masing diisi dengan larutan standar Cu secara
bertingkat, misal:
V1 x ppm1 = V2 x ppm 2
Standar 1: 50,0 ml x 1 ppm = …ml x 100
ppm
50,0
ml x 1 ppm = 0,5 ml lar. Standar Cu 100 ppm
100 ppm
Standar 2: 50,0 ml x 2 ppm = ...ml x 10 ppm
50,0
ml x 2 ppm = 1,0 ml lar.standar Cu
10 ppm
100 ppm
-
Diteruskan sampai 5 standar
dengan rumus perhitungan seperti diatas.
-
Pada labu takar standar,
setelah pemberian larutan standar 1 – 5 ppm lalu ditambah dengan aquadest
sampai ±25,0 ml
-
Ditambah 0,2 ml NH4OH pada masing-masing labu takar, dihomogenkan
-
Ditambah 0,2 ml Na-diethylditiocarbamat, dihomogenkan
-
Dibiarkan selama 5 menit
-
Dibaca absorbance Cu dengan spektrofotometer pada panjang gelombang
480 nm
Perhitungan : c. sampel = abs.sampel x c. standar
abs.standar
PENETAPAN
KADAR BESI (FENANTROLIN)
Metode : Spektrofotometri
Prinsip :
Besi direduksi dalam suasana asam dan hidroksilamin ferro yang terjadi dengan
penambahan orthofenantrilia pada pH 3,2 – 3,3, membuat ion kompleks yang berwarna
jingga. Warna yang terbentuk diukur dengan spektrofotometer pada λ 510 nm.
Reaksi : -
Reagensia :
- Larutan hidroksilamin 10%
- Larutan fenantrolin
- HCl (p)
- Buffer acetat
- Larutan standar Fe100
ppm
Prosedur :
- Disiapkan labu takar 100,0 ml sebanyak 8 buah.
- Dimasukkan
masing-masing ke dalam labu takar dengan :
a)
Blanko :
aquadest sebanyak ±50,0 ml
b)
Sampel :
larutan sampel sebanyak ±50,0 ml
c)
Standar : 5 buah
labu takar masing-masing diisi dengan larutan standar Fe secara bertingkat,
misal:
V1 x ppm1 = V2 x ppm 2
Standar 1: 50,0 ml x 1 ppm = …ml x 100
ppm
50,0 ml x 1 ppm = 0,5
ml lar. Standar Fe 100 ppm
100
ppm
Standar 2: 50,0 ml x 2 ppm = ...ml x 10 ppm
50,0 ml x 2 ppm = 1,0 ml lar.standar Fe 10 ppm
100 ppm
-
Diteruskan sampai 5 standar
dengan rumus perhitungan seperti diatas.
-
Pada labu takar standar,
setelah pemberian larutan standar 1 – 5 ppm lalu ditambah dengan aquadest
sampai ±50,0 ml
-
Ditambah 3 tetes HCl (p) pada masing-masing labu takar, dihomogenkan
-
Ditambah 1 ml hidroksilamin, dihomogenkan
-
Dididihkan selama 15 menit dalam waterbath lalu
didinginkan.
-
Ditambah 2 ml buffer acetat, dihomogenkan
-
Ditambah 2 ml larutan fenantrolin, dihomogenkan
-
Masing-masing labu takar ditambah aquadest add 100 ml,
dihomogenkan lalu dibiarkan selama 10 menit.
-
Dibaca absorbance Fe dengan spektrofotometer pada panjang gelombang
510 nm
Perhitungan : c. sampel = abs.sampel x c. standar
abs.standar
PENETAPAN KADAR CUKA (CH3COO-)
Metode : Alkalimetri
Bahan : Cuka makan
Prinsip : Penetralan asam-basa
Reaksi : CH3COOH + 2NaOH à CH3COONa + H2O
Reagensia : - NaOH 0,1 N
-
Indikator PP 1 %
Prosedur :
- Dipipet sampel 10,0 ml, masukkan dalam erlenmeyer
-
Ditambah indikator PP 1 %
-
Titrasi dengan larutan
standar NaOH 0,1 N
dari tidak berwarna menjadi
merah muda (konstan)
Perhitungan : ml titrasi x N.NaOH x BE CH3COOH
x 100%
ml.sampel x 1000
= ...................... %
BE = BM à 60,05
PENETAPAN
KADAR AIR SECARA LANGSUNG
Metode : Deanstark
Bahan : Madu, Keju, Buah-buahan
Prinsip :
Sampel yang dipanaskan xylol, menyebabkan uap-uap xylol membawa air menuju
tabung pendingin, terjadi kondensasi yang masuk dalam tabung pengukur air
(air+xylol), dimana akan terjadi 2 lapisan.
Xylol : terletak diatas air yang kan
kembali ke labu pemanas bila permukaannya
maksimal
Air :
terletak dibawah, dapat dilihat dan diukur volumenya.
Reaksi : -
Reagensia :
Xylol
Prosedur :
- Ditimbang dengan seksama ±3,5 – 10 gram sampel (menyesuaikan sampel yang
digunakan) yang telah dibersihkan.
- Dimasukkan dalam labu
coldestilasi
- Ditambah 100 ml xylol
dan alat coldestilasi segera dirangkai.
- Dipanaskan dengan api
kecil sampai uap keluar, selanjutnya api dibesarkan.
- Diamati penambahan
volume air dalam tabung penampung.
- Api dimatikan jika air
dalam tabung penampung sudah tidak bertambah lagi.
- Dibersihkan bagian
dinding dalam perangkat coldestilasi (bagian kondensor sampai tabung penampung)
dengan lidi kapas yang dibasahi xylol
- Dibaca tinggi lapisan
air pada skala.
Perhitungan : ml pembacaan skala x 100%
gram sampel
= ...................... %
IDENTIFIKASI BORAKS
Metode :
Reaksi Nyala
Bahan :
Bakso, Bleng, Sosis, Cilok
Prinsip :Boraks
dalam makanan diubah menjadi boron kemudian
direaksikandenganH2SO4,
terbentuk nyala api warna hijau.
Reagensia :
- Ca(OH)2
-
H2SO4
- Methanol
absolut
Cara Kerja :
-
Ditmbang ± 10 gram sampel
dimasukkan dalam cawan porselin
-
Ditambah beberapa tetes
Ca(OH)2 lalu digosongkan
-
Ditambah 1 ml H2SO4
dan 5 ml methanol absolut
-
Dihomogenkan lalu dibakar
-
Dilakukan pembakaran dengan
cara yang sama pada Na Borak sebagai
baku pembanding
Pengamatan :
Positif : bila terbentuk nyala warna hijau seperti pada baku.
IDENTIFIKASI
BORAKS
Metode :
Reaksi warna dengan kertas Curcumin
Bahan :
Bakso, Bleng, Cilok, Sosis
Prinsip :
Pembentukan senyawa komplek berwarna merah terang dari Rososianin yang
berasal
dari senyawa Boron dengan Curcumuin dalam suasana asam.
Reagensia : -
HCl 7 %
-
Kertas Curcumin
Prosedur :
-
Ditimbang sampel + 10
gram
-
Direndam sampel dalam
aquadest selama 30 menit
-
Diambil 1 ml larutan dari
rendaman tadi, dimasukkan dalam tabung reaksi
-
Ditambahkan 10 – 20 tetes HCl
7 %
-
Dicelupkan kertas curcumin
lalu ditiriskan
-
Lakukan percobaan yang sama
terhadap larutan Na Borak sebagai
baku
Pembanding
Pengamatan :
positif : bila terbentuk bercak warna merah terang seperti pada baku.
IDENTIFIKASI FORMALIN
Metode :
Reaksi warna dengan asam kromatopat
(
cara destilasi )
Bahan :
Ikan asin, Susu, Ikan segar, Tahu, Cumi kering, Mie basah
Prinsip :
Dengan pemanasan dalam penangas air yang mendidih, formaldehid bereaksi
dengan
asam kromatopat membentuk senyawa berwarna ungu
Prosedur :
-
Diukur 100 ml sampel,
ditambah 100 ml aquadest dimasukkan kedalam labudestilasi
-
Ditambah 1 ml asam phosphat
dan dihubungkan dengan perangkat destilasi
-
Didestilasi hingga diperoleh
hasil destilasi sebanyak 50 ml
-
Dimasukkan 5 ml larutan asam
kromatopat + 1 ml destilat ke dalam tabung alkali
-
Dipanaskan dalam waterbath
selama 15 menit
-
Gunakan larutan formalin sebagai baku pembanding
-
Gunakan aquadest sebagai blanko
Pengamatan :
Positif : bila terbentuk larutan warna ungu seperti pada baku
IDENTIFIKASI FORMALIN
Metode :
Reaksi warna dengan asam kromatopat
(
cara uji cepat )
Bahan :
Ikan asin, Susu, Ikan segar, Tahu, Cumi kering, Mie basah
Prinsip :
Dengan pemanasan dalam penangas air yang mendidih, formaldehid bereaksi
dengan
asam kromatopat membentuk senyawa berwarna ungu
Prosedur :
-
Ditimbang sampel + 50
gram
-
Direndam dengan aquadest
selama 30 menit
-
Dimasukkan 1 larutan rendaman
ke dalam tabung alkali
-
Ditambah 5 ml asam kromatopat
-
Dipanaskan dalam waterbath
selama 15 menit
-
Gunakan larutan formalin
sebagai baku pembanding
-
Gunakan aquadest sebagai blanko
Pengamatan :
Positif : bila terbentuk larutan warna ungu seperti pada baku
IDENTIFIKASI METHANYL YELLOW
Metode :
Reaksi Warna dengan HCl
Bahan :
Saos, Minuman kemasan
Prinsip :
Methanyl yellow dalam sampel direaksikan dengan HCl 4 N akan terbentuk warna violet
Reagensia :
HCl 4 N
Baku
methanyl yellow
Prosedur :
-
Direndam sampel dengan
aquadest selama 30 menit
-
Dimasukkan 1 ml larutan
rendaman ke dalam tabung reaksi
-
Ditambahkan 5 tetes HCl 4 N
ke dalam tabung
-
Dilakukan tes yang sama
terhadap baku methanyl yellow sebagai
Baku pembanding
- Dilakukan tes yang sama
terhadap aquadest sebagai blanko
Pengamatan :
Positif : Bila terbentuk larutan warna violet seperti pada baku methanyl yellow
IDENTIFIKASI PENGAWET BENZOAT
Metode :
TLC ( Thin Layer Chromatography )
Bahan :
Saos, Kecap
Prinsip :
Pengawet disari dengan diethyl eter, lalu dipisahkan secara TLC. Bercak
pengawet benzoat dapat dilihat pada sinar UV 254 nm.
Reagensia :-
Eluen
-
Diethy eter
-
Buffer pH 4
-
NaCl jenuh
Prosedur :-
Dimasukkan 50 ml sampal ke
dalam corong pisah
-
Ditambah 10 ml buffer pH 4
dan 25 ml diethyl eter
-
Diekstraksi, kemudian
didiamkan hingga terbentuk dua lapisan cairan yang
terpisah
(apabila terjadi emulsi, tambahkan 10 ml NaCl jenuh, kemudian ekstraksi
kembali)
-
Ditampung cairan pada lapisan
bagian atas dengan cawan poselin
-
Diuapkan cairan pada cawan
hingga hampir kering
-
Ditotolkan cairan tersebut
pada lempeng TLC
-
Dilakukan eluasi hingga eluen
mencapai batas atas, kemudian keringkan
-
Diamati bercak yang terbentuk
pada sinar UV (254 nm)
-
dibandingkan warnanya dan
Rfnya dengan baku Benzoat
Pengamatan : Positif : Bila terbentuk bercak berwarna ungu
yang sama dan sejajar dengan baku Benzoat
IDENTIFIKASI
PENGAWET SALYCILAT
Metode :
Reaksi warna dengan FeCl3
Bahan :
Saos, Kecap
Prinsip :
Pengawet disari dengan diethyl eter, lalu direaksikan dengan FeCl3
Reagensia :
-
Eluen
-
Diethy eter
-
Buffer pH 4
-
NaCl jenuh
Prosedur :
-
Dimasukkan 50 ml sampal ke
dalam corong pisah
-
Ditambah 10 ml buffer pH 4
dan 25 ml diethyl eter
-
Diekstraksi, kemudian
didiamkan hingga terbentuk dua lapisan cairan yang
terpisah
(apabila terjadi emulsi, tambahkan 10 ml NaCl jenuh, kemudian ekstraksi
kembali)
-
Ditampung cairan pada lapisan
bagian atas dengan cawan poselin
-
Diuapkan cairan pada cawan
hingga hampir kering
-
Ditambahkan 5 ml FeCl3
5% kemudian amati warna yang terjadi
-
Gunakan asam salicylat
sebagai baku pembanding
Pengamatan : Positif : Bila terbentuk larutan warna ungu
seperti pada baku
IDENTIFIKASI
PEMANIS SAKARIN
Metode :
TLC ( Tine Layer Chromatography )
Bahan :
Minuman kemasan
Prinsip :
Sakarin disari dengan ethyl acetat, lalu dipisahkan secara TLC. Bercak
sakarinDilihat dengan sinar UV (254 nm)
Reagensia :
-
Eluen - NaOH 50%
-
ether - campuran alkohol,NH4OH,air
-
Ethyl acetat
-
H2SO4
50 %
Prosedur :
-
Dimasukkan 20 ml sampal ke
dalam corong pisah
-
Ditambah 10 ml H2SO4 50% dan
25 ml ether
-
Diekstraksi, kemudian
didiamkan hingga terbentuk dua lapisan cairan yang
terpisah
-
Ditampung cairan pada lapisan
bagian bawah, kemudian dimasukkan ke dalam corong pisah lagi
-
Ditambahkan 5 ml NaOH 50%
-
Kemudian ditambahkan 25 ml
ethyl acetat
-
Diekstraksi kembali, kemudian
didiamkan hingga terbentuk dua lapisan cairan yang terpisah
-
Ditampung cairan pada lapisan
bagian atas dalam cawan porselin.
-
Diuapkan cairan pada cawan
hingga hampir kering
-
Ditotolkan cairan tersebut
pada lempeng TLC
-
Dilakukan eluasi hingga eluen
mencapai batas atas, kemudiandi keringkan
-
Diamati bercak yang terbentuk
pada sinar UV (254 nm)
-
dibandingkan warnanya dan
Rfnya dengan baku Sakarin
Pengamatan : Positif : Bila terbentuk bercak berwarna merah
jambu seperti pada baku
siklamat
IDENTIFIKASI
PEMANIS SIKLAMAT
Metode :
TLC ( Thin Layer Chromatography )
Bahan :
Minuman kemasan
Prinsip :
Siklamat disari dengan ethyl acetat, lalu dipisahkan secara TLC. Bercak
siklamat bereaksi dengan gas brom dan
flourecein membentuk senyawa
berwarna merah jambu
Reagensia :
-
Eluen - NaOH 50%
-
ether - campuran alkohol,NH4OH,air
-
Ethyl acetat - gas brom dalam
CCl4
-
H2SO4
50 % - florescein dalam dimetil formamid
Prosedur :
-
Dimasukkan 20 ml sampal ke
dalam corong pisah
-
Ditambah 10 ml H2SO4
50% dan 25 ml ether
-
Diekstraksi, kemudian
didiamkan hingga terbentuk dua lapisan cairan yang
terpisah
-
Ditampung cairan pada lapisan
bagian bawah, kemudian dimasukkan ke dalam corong pisah lagi
-
Ditambahkan 5 ml NaOH 50%
-
Kemudian ditambahkan 25 ml
ethyl acetat
-
Diekstraksi kembali, kemudian
didiamkan hingga terbentuk dua lapisan cairan yang terpisah
-
Ditampung cairan pada lapisan
bagian atas dalam cawan porselin.
-
Diuapkan cairan pada cawan
hingga hampir kering
-
Ditotolkan cairan tersebut
pada lempeng TLC
-
Dilakukan eluasi hingga eluen
mencapai batas atas, kemudiandi keringkan
-
Disemprot dengan gas brom
lalu diamkan sampai bau brom hilang
-
Disemprot lagi dengan
flourecein
-
Diamati bercak yang terjadi
Pengamatan : Positif : Bila terbentuk bercak berwarna ungu
yang sama dan sejajar dengan
baku
Sakarin
IDENTIFIKASI
RHODAMIN
Metode :
Kromatografi kertas
Bahan :
Lipstik, Kerupuk, Sempe, Sirup, Cendol, Kolang-kaling
Prinsip :
Sampel diasamkan agar zat warna dapat terikat dalam benang wool yang
selanjutnya dengan penambahan basa zat warna akan larut kembali untuk kemudian
diperiksa secara kromatografi kertas.
Reagensia :
-
Eluen
-
CH3COOH 0,5 N
-
NH4OH (p)
Prosedur :
-
Dimasukkan eluen dalam chamber dan dibiarkan hingga permukaannya
tenang (jangan digoyang-goyang) .
-
Dimasukkan 50 ml sampel ke dalam cawan porselen.
- Ditambah 5 ml CH3COOH
0,5 N.
-
Dimasukkan benang wool (panjang ± 2 cm)sampai seluruh
permukaan benang tercelup dalam sampel.
-
Dipanaskan campuran tersebut hingga kental (jangan
sampai kering).
-
Diambil benang yang sudah menyerap zat warna tadi
dengan pinset.
- Dicuci dengan mencelupkan benang ke dalam aquadest
sambil di goyang-goyang.
-
Dipindahkan benang ke cawan lain lalu di tambah 5 ml H2SO4
(p).
-
Dipanaskan campuran tersebut hingga kental (jangan
sampai kering), dibuang benang wool.
-
Jika setelah pemanasan terbentuk warna hijau kotor /
violet hitam, pemeriksaan dihentikan karena pewarna yang diunakan adalah
pewarna alami.
-
Jika terbentuk warna yang lain, maka cairan kental
tadi ditotolkan pada kertas kromatografi 5 – 10 totol, keringkan.
-
Dieluasi sampai eluen mencapai tanda batas, keringkan.
-
Diamati warna bercak yang terbentuk dibandingkan
dengan baku.
-
Diamati fluorecensi di bawah sinar UV 254 nm.
Pengamatan : Positif : Bila terbentuk bercak berwarna pink
dan berfluorecein yang sama dan sejajar seperti pada baku rhodamin.
PENETAPAN
KADAR BILANGAN ASAM
Metode :
Alkalimetri
Bahan :
Minyak goreng
Prinsip :
Bilangan asam dinyatakan sebagai banyaknya mg KOH yang dipakai untuk
menetralkan asam-lemak bebas dalam 1 gram lemak / minyak.
Reagensia :-
Alkohol 96 % netral -
Indikator PP 1 % -
KOH 0,05 N
Prosedur :
-
Ditimbang seksama 10,0 gr sampel
-
Dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
- Ditambah 50 ml alcohol
96 % netral.
-
Ditutup dengan kondensor, dipanaskan sampai mendidih.
-
Dikocok kuat-kuat untuk melarutkan asam lemak
bebasnya, dinginkan.
-
Ditambah 3 tetes indicator PP 1 %.
-
Dititrasi dengan KOH 0,05 N dari tidak berwarna sampai
merah muda konstan
Perhitungan : ml titrasi x N KOH x BM KOH = ……. mg KOH
gr sampel
PENETAPAN KADAR BILANGAN PEROKSIDA
Bahan :
Minyak goreng
Prinsip :
Pengukuran sejumlah iod yang dibebaskan dari KI melalui oksidasi oleh peroksida
dalam lemak pada suhu ruang dalam pelarut asam acetat dan kloroform.
Reagensia :
-
Reagen campuran : 20 ml CH3COOH + 20 ml
alcohol 96 % + 55 ml CHCl3
-
KI kristal
-
Na2S2O3 0,01 N
-
Amylum 0,5 %
Prosedur :
-
Ditimbang seksama 5,0 gram sampel.
-
Dimasukkan ke dalam stop Erlenmeyer / iodine flask.
- Ditambah 30 ml reagen
campuran.
-
Ditambah 1 gram KI Kristal, segera ditutup.
-
Dibiarkan selama 30 menit ditempat gelap sambil
sekali-kali digoyang.
-
Ditambah 50 ml aquadest.
-
Dititrasi dengan Na2S2O3
sampai kuning muda.
-
Ditambah 1 ml amylum 0,5 %.
-
Titrasi dilanjutkan sampai warna biru hilang.
-
Dilakukan penetapan blanko.
ANGKA PENYABUNAN
Metode :
Acidimetri
Bahan :
Minyak goring
Tujuan :
Menetapkan kadar bilangan penyabunan dalam mg KOH
Prinsip :
Minyak / lemak disabunkan dengan larutan KOH ethanol ekses, kelebihan KOH
dititrasi dengan HCl 0,5 N
Reagensia :
-
HCl 0,5 N
-
KOH ethanol 0,5 N
(35-40 gr KOH dalam 20 ml aquadest + ethanol
absolute ad 1000 ml)
-
Indikator PP 1 %
Prosedur :
-
Ditimbang 2,0 gr sampel yang telah di homogenkan.
-
Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
- Ditambah 25,0 ml KOH
ethanol, ditutup kondensor.
-
Ditambah 1 gram KI Kristal, segera ditutup.
-
Dipanaskan mendidih selama 10 menit.
-
Ditambah 1 ml indicator PP 1 %.
-
Dititrasi dengan HCl 0,5 N sampai tidak berwarna.
-
Dilakukan penetapan blanko 25,0 ml KOH ethanol.
Perhitungan : (ml titrasi blanko – ml titrasi sampel) x N
HCl x BM KOH
gr
sampel
= ……. mg KOH
PEMERIKSAAN
GARAM BERYODIUM
(
PENETAPAN KADAR KIO3 )
Metode :
Iodometri
Bahan :
Garam dapur
Tujuan :
Menetapkan kadar Kalium Iodat.
Prinsip :
Kalium Iodat yang terkandung dalam sampel menguraikan KI dalam suasana asam, I2
bebas yang terbentuk dititrasi dengan larutan standart Na2S2O3
menggunakan indicator amylum.
Reaksi :
KIO3 + 2 Na2S2O3 + 2 H3PO4
→ 3 I2
+ K3PO4 + 3 H2O
I2
+ Na2S2O3 → Na2S4O6 + 2
NaI
Reagensia :
-
Na2S2O3 0,05 N
-
Amylum 1 %
-
KI 100 mg
-
Aquadest bebas CO2
-
H2SO4 (p)
Prosedur :
-
Ditimbang seksama 25,0 gr sampel.
-
Dimasukkan ke dalam Stop Erlenmeyer / Iodine flask
melalui corong.
- Dilarutkan dengan 125
ml aquadest bebas CO2.
-
Ditambah 2-5 ml H2SO4 (p)
-
Ditambah 100 mg KI, segera ditutup.
-
Dititrasi dengan Na2S2O3
0,05 N sampai warna kuning muda.
-
Ditambah 1 ml amylum 1 %.
-
Titrasi dilanjutkan sampai warna biru tepat hilang.
-
Dilakukan titrasi blanko dengan NaCl.
Perhitungan :
1 ml Na2S2O3 0,05 N setara 1,783 gr KIO3
(ml
titrasi sampel – ml titrasi blanko) x N Na2S2O3x
1,783 x 1000
0,05
x gr sampel
=
……. ppm
PENETAPAN KADAR ETHANOL
(Dalam Minuman Beralkohol)
Metode :
Penimbangan dengan Piqnometer
Bahan :
Minuman beralkohol
Prinsip :- Perbandingan berat
alcohol dan berat aquadest didapatkan berat jenis. Selanjutnya kadar alcohol
dapat dihitung dalam table alcohol.
Reagensia :
Aquadest
Prosedur :
-
Dipipet seksama 100,0 ml sampel yang telah dihilangkan
CO2nya.
-
Ditambah 100,0 ml aqudest dan batu didih.
- Didestilasi hingga
hasil destilasi < 100,0 ml ditampung dalam labu takar yang direndam es.
-
Ditambah aquadest sampai tanda batas, tutup rapat.
-
Ditimbang piqnometer kosong (bersih dan kering) pada
suhu 20°C.
-
Ditimbang piqnometer + aquadest pada suhu 20°C.
-
Ditimbang piqnometer + destilat pada suhu 20°C.
-
Dihitung kadar ethanol menggunakan table.
Perhitungan :
BJ
ethanol = Berat destilat
Berat aquadest
Hasil
dilihat dalam table.
PENETAPAN KADAR GULA
Metode :
Iodometri
Prinsip :
- Gula invert dalam
sampel direaksikan dengan Luff Schoorl.
- Kelebihan larutan Luff
Schoorl dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3.
- Kadar gula invert dalam
sampel dihitung dengan menggunakan daftar kesetaraan.
- Kadar sakarosa dihitung
dari seslisih kadar gula setelah inversi.
Reaksi : H
|
R - C - H + 2CuO → Cu2O + R - COOH
CuO
+ H2SO4 → CuSO4 + CO2
+ H2SO4
CuSO4
+ 2KI → CuI2 + I2
I2
+ Na2S2O3 → Na2S4O6
+ 2 NaI
Reagensia :
-
H2SO4 6 N
-
HCl 0,1
N & 4 N
-
NaOH 0,1
N
-
Indikator MO 0,1
%
-
Na2S2O3 0,1 N
-
KI 20
%
-
Amylum 1
%
-
Luff Schoorl
-
Zn Asetat 1,5
N
-
K3Fe(CN)6 1 N
Prosedur :
Persiapan
Sampel
1.
Sirup
Ditimbang 1,0 gr sampel, dimasukkan dalam labu takar
500 ml di tambah aquadest sampai tanda batas, disaring.
2.
Minuman Ringan
Ditimbang 5,0 gr sampel yang telah dihilangkan CO2
nya dengan cara menuang-nuangkan ke dua buah becker glass secara bergantian
sampai CO2 hilang.
Dimasukkan dalam labu takar 500 ml ditambah aquadest
sampai tanda batas, disaring.
A.
PK GULA
Sebelum Inversi
1.
Dipipet seksama 10,0 ml hasil saringan sampel.
2.
Dimasukkan kedalam stop erlenmeyer / iodine flask.
3.
Ditambah 25,0 ml larutan Luff Shoorl dan batu didih,
dihubungkan dengan pendingin udara.
4.
Dipanaskan sampai mendidih 10 menit.
5.
Didinginkan sampai betul-betul dingin, dalam keadaan
pendingin udara masih menempel pada stop erlenmeyer.
6.
Ditambah 25 ml H2SO4 6 N sedikit
demi sedikit sambil digoyang.
7.
Ditambah 15 ml KI 20 % dengan hati-hati melalui
dinding stop erlenmeyer.
8.
Dititrasi dengan Na2S2O3
0,1 N sampai warna kuning muda.
9.
Ditambah 5ml amylum 1 %.
10.
Dititrasi kembali sampai warna biru hilang.
11.
Dilakukan percobaan blanko dengan 25,0 aqudest.
B.
PK Gula
Setelah Inversi
1.
Dipipet 25,0 ml hasil saringan sampel, dimasukkan labu
takar 100 ml.
2.
Ditambah 3 tetes indicator MO 1 %.
3.
Ditambah beberapa tetes HCl 4 N sampai warna merah.
4.
Ditambah 15 ml HCl 0,1 N, di campur.
5.
Dipanaskan pada waterbath suhu 80°C selama 30 menit,
didinginkan segera.
6.
Dinetralkan dengan NaOH 0,1 N tetes demi tetes sampai
terbentuk warna jingga.
7.
Ditambah aquadest sampai ad 100 ml, dihomogenkan.
8.
Dipipet 25,0 ml larutan di atas dimasukkan dalam stop
erlenmeyer.
9.
Ditambah batu didih, ditutup pendingin udara.
10.
Dipanaskan sampai mendidih 10 menit, didinginkan.
11.
Ditambah 25 ml H2SO4 6 N sedikit
demi sedikit sambil digoyang.
12.
Ditambah 15 ml KI 20 % dengan hati-hati melalui
dinding stop erlenmeyer.
13.
Dititrasi dengan Na2S2O3
0,1 N sampai warna kuning muda.
14.
Ditambah 5ml amylum 1 %.
15.
Dititrasi kembali sampai warna biru hilang.
16.
Dilakukan percobaan blanko dengan 25,0 aqudest.
Perhitungan :
- Dihitung antara ml
blanko dan ml sampel
(B – S) x Na2S2O3 = ……………. ml Na2S2O3 0,1 N
0,1
- Dicari kadar mg glukosa
dalam table
= mg
table x 100 % x Pengenceran
mg bahan
=
………… %
DAFTAR KESETARAAN Na2S2O3
0,1 N
Dalam ml dengan GLUKOSA dalam
mg
Na2S2O3
0,1 N
|
C12H22O11
|
1
|
2,3
|
2
|
4,8
|
3
|
7,2
|
4
|
9,7
|
5
|
12,2
|
6
|
14,7
|
7
|
17,2
|
8
|
19,8
|
9
|
22,4
|
10
|
25,0
|
11
|
27,6
|
12
|
30,3
|
13
|
33,0
|
14
|
35,7
|
15
|
38,5
|
16
|
41,3
|
17
|
44,2
|
18
|
47,1
|
19
|
50,0
|
20
|
53,0
|
21
|
56,0
|
22
|
59,1
|
23
|
62,2
|
PENETAPAN KADAR PROTEIN
Metode :
Kjedahl
Bahan :
Susu, Kecap
Prinsip :
- Gugus amino dari asam
amino pembentuk protein diuraikan oleh H2SO4 pekat dengan
katalisator CuSO4. Karbon dan hydrogen dioksidasi menjadi CO2
dan H2O. Sebagian H2SO4 tereduksi menjadi SO2,
dan senyawa terakhir inilah yang mereduksi gugus amino menjadi amoniak, yang
dengan H2SO4 berlebihan membentuk NH4HSO4.
- Dengan penambahan NaOH
pekat berlebihan terbentuk amoniak dan ditangkap dalam HCl 0,1 N berlebihan.
- Kelebihan HCl 0,1 N
dititrasi kembali dengan NaOH 0,1 N.Miligram protein dihitung sebagai banyaknya
mg Nitrogen dikalikan faktor protein.
- Pada saat Destruksi
H
| H2SO4
R - C - COOH → CO2 + H2O + NH2
+ SO2
| Cu++
NH2
NH2 → NH3
NH4
+ H2SO4 → NH4HSO4
- Pada saat Desilasi
NH4HSO4 + 2 NaOH →Na2SO4
+ NH3 + 2 H2O
- Pada saat Titrasi
NaOH +
HCl →NaCl + H2O
Reagensia :
-
H2SO4 pekat
-
Campuran Na2SO4, CuSO4,
dan selen
-
NaOH 50%
-
HCl 0,1 N
-
Indikator campuran MB : MR ( 1 : 1 )
-
Indikator PP 0,1 %
-
H3BO3 4 %
Prosedur :
-
Ditimbang seksama 1,0 gr sampel dimasukkan dalam labu
kjedahl jangan sampai menempel leher labu.
-
Ditambah 5,0 gram campuran katalisator + batu didih +
15 ml H2SO4 pekat.
- Labu kjedahl diletakkan
dalam kedudukan miring 45° diatas pemanas, ditutup dengan corong panaskan
hati-hati dalam almari asam hingga buih habis, kemudian panaskan kuat-kuat
-
Hasil destruksi ditambah dengan 50 ml aquadest,
kemudian pindahkan kedalam labu destilasi + 150 ml aquadest dingin + 3 tetes
indicator PP 0,1%
-
Ditambah 50 ml NaOH 50% melalui dinding labu destilasi
sampai merubah lakmus merah menjadi biru
-
Hasil destilasi ditampung dalam erlenmayer yang sudah
dimasukkan H3BO3 4% 50,0ml + 2 tetes indicator campuran
-
Destilasi sampai hasil destilasi ± 2 kali dari volume
H3BO3 4% (pH netral)
-
Destilasi dihentikan dan hasil destilasi yang semula
berwarna hijau dititrasi dengan HCl 0,1N sampai warna biru kembali.
Perhitungan :
ml titrasi x N HCl x 0,014 x faktor protein x 100 %
gram
sampel
=………..%
PENETAPAN
KADAR LEMAK
Metode : Gravimetri dengan Soxhlet
Bahan : Susu
Prinsip : Lemak dalam
makanan dipecah oleh HCl untuk membebaskan lemak dari selulose
kemudian diekstraksi dengan dietyl eter.Kadar lemak ditetapkan secara
gravimetri
Reaksi : -
Reagensia :
- HCl 4 N
- Dietyl eter
Prosedur
:
-
Ditimbang 1,0 gr sampel masukkan kedalam erlenmayer
-
Ditambah 25 ml HCl 4 N, ditutup kondensor, dipanaskan
selama 15 menit sampai mendidih sambil diaduk
-
Disaring dengan kertas saring bebas lemak /whatman
(refluksi)
-
Dicuci dengan air panas sampai hasil saringan menjadi
netral ± pH 7
-
Kertas saring + lemak dikeringkan, lalu dilipat dan
dibungkus dengan kertas saring bebas lemak yang baru dan diikat dengan benang
kasur.
-
Dimasukkan dalam soxhlet + eter sampai volume 1½ kali
-
Diekstraksi selama 2-3 jam (6x putaran)
-
Lemak + eter sedikit mungkin lalu tuang dalam
erlenmayer konstan
-
Diamkan sampai bau eter hilang
-
Dipanaskan dalam oven suhu 105°C selama 1 jam.
-
Dinginkan dalam eksikator selama 15 menit,lalu
ditimbang
-
Ulangi pemanasan sampai diperoleh bobot konstan
Perhitungan : Berat sari lemak x 100%
Berat sampel
= ………%
SIP....
BalasHapus