Jumat, 19 April 2013

ANEMIA DAN JENIS-JENISNYA



Analis Kesehatan - Mungkin kata anemia tidak asing bagi anda, sedikit pengenalan dari anemia mungkin sedikit dapat menambah pengetahuan anda.
Anemia berasal dari bahasa Yunani yang artinya kekurangan darah. Pada dasarnya penyakit anemia disebabkan oleh kurangnya sel darah merah, atau kadar sel tersebut lebih rendah dari hemoglobin dalam darah.

Hemoglobin berfungsi membawa oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika kadarnya menurun maka bisa berdampak serius pada kesehatan tubuh.

Anemia terdiri dari beberapa type:

Anemia karena kekurangan zat besi
Anemia Karena Kekurangan Zat Besi adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein pengangkut oksigen) dalam sel darah berada dibawah normal, yang disebabkan karena kekurangan zat besi. Beberapa zat gizi diperlukan dalam pembentukan sel darah merah. Ini adalah jenis anemia yang paling umum.

Aplastic anemia
Anemia jenis ini terjadi ketika produksi sel darah merah dari sumsum tulang kurang mencukupi kebutuhan tubuh. Kondisi ini juga ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk menghasilkan jenis sel darah.

Sickle-cell anemia
Untuk anemia ini disebabkan faktor genetik. Yaitu bentuk sel darah merah tidak normal, menyerupai bulan sabit. Sejumlah masalah akan timbul dari kelainan bentuk sel darah merah ini.

Pernicious anemia
Anemia Karena Kekurangan Vitamin B12 adalah anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12. Selain zat besi, sumsum tulang memerlukan vitamin B12 dan asam folat untuk menghasilkan sel darah merah. Jika kekurangan salah satu darinya, bisa terjadi anemia megaloblastik. Pada anemia jenis ini, sumsum tulang menghasilkan sel darah merah yang besar dan abnormal (megaloblas).

Anemia Karena Kekurangan Vitamin C
Anemia Karena Kekurangan Vitamin C adalah sejenis anemia yang jarang terjadi, yang disebabkan oleh kekurangan vitamin C yang berat dalam jangka waktu yang lama. rutin melalui air kemih.
Untuk perawatan anemia, sebaiknya Anda berkonsultasi dulu dengan dokter untuk mendapat diagnosa yang tepat. Selain itu, ada beberapa bahan alami yang bisa dikonsumsi, untuk mengatasi anemia Anda. Seperti, buah bit karena kaya akan zat besi, mineral dan vitamin. Bubuk kari dan teh dandelion juga bisa dikonsumsi karena kandungan zat besinya yang sangat tinggi.

Wanita lebih rentan terhadap gangguan anemia karena periode menstruasi. Untuk itu Anda perlu mengonsumsi makanan yang kaya vitamin C dan vitamin B untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Gejala anemia ini antara lain lemas, cepat lelah, sakit kepala dan wajah tampak pucat.

Jika Anda merasa bahwa Anda mengalami anemia, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.


bahan bacaan :
http://wikimedya.blogspot.com
http://exiaprasetya.wordpress.com

THYPOID FEVER


Penyakit Tifus (demam tifoid)

Penyakit tifus atau demam tifoid masih menjadi masalah kesehatan di negara-negara berkembang, umumnya di daerah tropis dan khususnya di Indonesia, di mana angka kejadiannya meningkat pada musim kemarau panjang dan di awal musim hujan.
Selain memerlukan perawatan dan masa pemulihan yang cukup lama, tidak jarang penyakit tersebut disertai dengan komplikasi dan berakhir dengan kematian.
Angka kejadian penyakit tifus di Indonesia rata-rata 900.000 kasus/tahun dengan angka kematian lebih dari 20.000 di mana 91% kasus terjadi pada usia 3-19 tahun.
A.Pengertian Tifus/demam tifoid
Penyakit tifus atau demam tifoid merupakan infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, dan gangguan kesadaran yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi.
Penularannya dapat terjadi melalui kontak antar manusia atau jika makanan dan minuman yang dikonsumsi terkontaminasi dikarenakan penanganannya yang tidak bersih.
B.Etiologi
Salmonella typhi, basil gram negative, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora. Mempuyai sekurangnya 4 macam antigen, yaitu antigen O (somatic), H (flagella), Vi, dan protein membrane hialin.
C.Patogenesis (jalan masuknya bakteri ke tubuh)
Bakteri masuk melalui saluran cerna, dibutuhkan jumlah bakteri 105-109 untuk dapat menimbulkan infeksi. Sebagian besar bakteri mati oleh asam lambung. Bakteri yang tetap hidup akan masuk kedalam ileum melalui mikrovili dan mencapai plak payeri, selanjutnya masuk kedalam pembuluh darah (disebut bakterimia primer). Pada tahap berikutnya, s. thypii menuju keorgan system retikuloendotelial yaitu hati, limpa, sumsum tulang, dan organ lain (disebut bateremia sekunder). Kandung empedu merupakan organ yang sensitive terhadap infeksi s.thypii.
D.Manifestasi Klinis (tanda dan gejala)
Selang waktu antara infeksi dan permulaan sakit (masa inkubasi) bergantung dari banyaknya bakteri yang masuk ke tubuh. Masa inkubasi berkisar antara 8-14 hari. Selama inkubasi ditemukan gejala sebagai berikut :
a. Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala menyerupai penyakit infeksi akut pada umumnya seperti demam, sakit kepala, mual, muntah, nafsu makan menurun, sakit perut, diare pada anak-anak atau sulit buang air pada orang dewasa, suhu tubuh meningkat terutama sore dan malam hari.
b. Setelah minggu ke dua gejala menjadi lebih jelas, yaitu demam yang tinggi terus-menerus, nafas berbau tak sedap, kulit kering, rambut kering, bibir kering pecah-pecah, lidah ditutupi selaput putih kotor serta ujung dan tepi kemerahan, pembesaran hati dan limpa dan timbul rasa nyeri bila diraba, perut kembung. Anak nampak sakit berat, disertai gangguan kesadaran dari yang ringan, acuh tak acuh (apatis), sampai berat (koma).
c. Penyakit tifus yang berat menyebabkan komplikasi perdarahan, kebocoran usus, infeksi selaput usus, renjatan bronkopnemonia (peradangan paru) dan kelainan di otak.
Yang Harus Dilakukan Jika Menemukan Gejala Penyakit Tifus:
Jika terdapat gejala penyakit tifus segera lakukan pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis penyakit tifus. Keterlambatan diagnosis dapat menyebabkan komplikasi yang berakibat pada kematian.
E.  Pemeriksaan Penunjang
1.  Kultur Gal
         Diagnosis definitive penyakit tifus dengan isolasi bakteri Salmonella typhi dari specimen yang berasal dari darah penderita. Pada pemeriksaan darah tepi dapat ditemukan leukopenia, limfositosis relative, aneosinofilia. Mungkin terdapat anemia dan trombositopenia ringan.
        Pengambilan specimen darah sebaiknya dilakukan pada minggu pertama timbulnya penyakit, karena kemungkinan untuk positif mencapai 80-90%, khususnya pada pasien yang belum mendapat terapi antibiotic. Pada minggu ke-3 kemungkinan untuk positif menjadi 20-25% and minggu ke-4 hanya 10-15%.
2.  Widal
Penentuan kadar aglutinasi antibodi terhadap antigen O dan H dalam darah (antigen O muncul pada hari ke 6-8, dan antibodi H muncul pada hari ke 10-12).

Pemeriksaan Widal memberikan hasil negatif sampai 30% dari sampel biakan positif penyakit tifus, sehingga hasil tes Widal negatif bukan berarti dapat dipastikan tidak terjadi infeksi.
Pemeriksaan tunggal penyakit tifus dengan tes Widal kurang baik karena akan memberikan hasil positif bila terjadi :
  • Infeksi berulang karena bakteri Salmonella lainnya
  • Imunisasi penyakit tifus sebelumnya
  • Infeksi lainnya seperti malaria dan lain-lain
Keterlambatan diagnosis penyakit tifus antara lain disebabkan selang waktu antara infeksi dan permulaan sakit yang terlalu lama (berkisar 8-14 hari) dan metode pemeriksaan yang digunakan tidak dapat mendeteksi secara cepat dan tepat.
Makin cepat penyakit tifus dapat dideteksi, maka pengobatan yang tepat dapat segera diberikan sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi bahkan kematian, karena mekanisme kerja daya tahan tubuh masih cukup baik dan bakteri masih terlokalisasi hanya di beberapa tempat saja.
F.  Komplikasi (penyakit yang menyertai)
Pendarahan usus, perforasi usus, peritonitis, menginitis, kolesistitis, ensefalopati, bronkopneumonia, hepatitis.
G.  Penatalaksanaan (pengobatan/perawatan pada patien tifus)
Ø  Patien baring total selama demam sampai dengan 2 minggu normal kembali. Seminggu kemudian boleh duduk dan selanjutnya berdiri dan berjalan.
Ø  Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein, tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang maupun menimbulkan banyak gas.
Ø  Obat terpilih adalah kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis selama 10 hari. Dosis maksimal kloramfenikol 2 g/hari. Kloramfenikol tidak boleh diberikan bila jumlah leukosit < 2000/ul. Bila patien alergi dapat diberikan golongan penisilin atau kotrimoksazol.
H.   Kesimpulan
Tifus merupakan keadaan tidak normal yang terjadi pada tubuh manusia, mengandung bakteri yang menimbulkan tidak hanya penyakit tifus tapi juga disertai dengan penyakit lain.
Kurangnya pengetahuan kita mengenai penyakit tifus, gejala dan pengobatannya secara dini sehingga semakin bertambahnya patien tifus dari tahun ke tahun.
I. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka kami memiliki beberapa saran, adapun saran tersebut adalah :
1.untuk lebih mengetahui dan mengenal macam-macan penyakit, gejala-gejalanya dan pengobatannya agar penyakit tersebut dapat dicegah dari dini.
2 membiasakan diri dan lingkungan dengan kebersihan, karena lingkungan kotor dekat dengan penyakit, sedanmgkan laingkyngan yang bersih akan terhindar dari penyakit.

Kamis, 18 April 2013

LAGU GALAWWWW


Ku tatap dua bola matamu, tersirat apa yang akan terjadiKau ingin pergi dariku meninggalkan semua kenanganMenutup lembaran cerita oh sayangku aku tak mau
Ku tahu semua akan berakhir tapi ku tak rela lepaskanmuKau tanya mengapa aku tak ingin pergi darimuDan mulutku diam membisu
Salahkah bila diriku terlalu mencintaimuJangan tanyakan mengapa karena ku tak tahuAku pun tak ingin bila kau pergi tinggalkan akuMasihkah ada hasratmu tuk mencintaiku lagi
Apakah yang harus aku lakukan tuk menarik perhatianmu lagiOoh walaupun harus mengiba agar kau tetap di siniLihat aku duhai sayangku
Salahkah bila diriku terlalu mencintaimuJangan tanyakan mengapa karena ku tak tahuAku pun tak ingin bila kau pergi tinggalkan akuMasihkah ada hasratmu tuk mencintaiku lagi
Salahkah bila diriku terlalu mencintaimuJangan tanyakan mengapa karena ku tak tahuAku pun tak ingin bila kau pergi tinggalkan akuMasihkah ada hasratmu tuk mencintaiku lagi

Senin, 15 April 2013

TOKOH INSPIRATIF


Alexander The Great – Sang Penakluk

Alexander Yang Agung, penakluk yang kesohor dari dunia silam itu dilahirkan di Pello tahun 356 SM, ibukota Macedonia. Ayahnya, Raja Philip II dari Macedonia seorang yang punya kesanggupan dan berpandangan jauh. Philip memperbesar dan mengorganisir Angkatan Bersenjata Macedonia dan mengubahnya menjadi kekuatan tempur yang bermutu tinggi. Pertama kali penggunaan Angkatan Bersenjata pilihan ini adalah waktu ia menaklukkan daerah sekitar hingga sampai ke utara Yunani, kemudian berbalik ke selatan dan menaklukkan hampir seluruh Yunani. Kemudian Philip membentuk federasi kota-kota Yunani dan dia sendiri jadi pemimpinnya. Tatkala dia lagi merancang rencana penyerangan terhadap Kekaisaran Persia yang luas itu yang berada di sebelah timur Yunani-bahkan penyerbuan sudah mulai terjadi di tahun 336 SM-Philip terbunul, tatkala usianya baru mencapai empat puluh enam tahun.

Umur Alexander baru dua puluh tahun tatkala ayahnya mati tetapi tanpa kesulitan dia menggantikan naik tahta. Philip dengan cermat jauhjauh hari sudah melakukan persiapan untuk penggantinya dan si Alexander muda sudah punya pengetahuan dan pengalaman kemiliteran yang lumayan. Dalam hal pendidikan intelektual pun Philip tidak mengabaikannya. Guru buat Alexander disediakan ayahnya seorang yang istimewa: Aristoteles, seorang yang mungkin paling cendikiawan dan filosof yang paling termasyhur di dunia masa itu.

Baik di Yunani maupun daerah-daerah belahan sebelah utara, penduduk yang ditaklukkan Philip memandang kematian Philip merupakan kesempatan bagus untuk menghalau dan menumbangkan kekuasaan cengkeraman Macedonia. Tetapi, hanya dalam tempo dua tahun sesudah naik tahta, Alexander sudah mampu mengatasi kedua daerah itu. Sesudah itu perhatian dialihkan ke Persia.

Selama dua ribu tahun bangsa Persia menguasai wilayah yang amat luas, membentang mulai dari Laut Tengah hingga India. Kendati Persia tidak lagi berada dalam puncak kehebatannya, namun masih tetap merupakan lawan yang tangguh dan disegani, kekaisaran yang paling luas, paling kuat dan paling kaya di muka bumi.

Alexander melancarkan serangan pertamanya ke Persia tahun 334 SM. Karena dia harus menyisihkan sebagian pasukannya di dalam negeri untuk memelihara dan mengawasi inilik Eropanya, Alexander cuma punya 35 000 tentara yang menyertainya tatkala dia melakukan petualangan berani matinya, suatu jumlah kecil tak berarti jika dibandingkan dengan kekuatan Angkatan Bersenjata Persia. Di samping sejumlah kemalangan yang menimpanya, Alexander memenangkan serentetan kemenangan dalam gempurannya terhadap pasukan Persia. Ada tiga faktor yang menjadi sebab kemenangannya. Pertama, pasukan yang ditinggalkan ayahandanya, Philip, betul-betul terlatih dan terorganisir baik, lebih baik dari pasukan Persia. Kedua, Alexander sendiri seorang panglima perang yang genius, mungkin paling genius di sepanjang jaman. Ketiga, keberanian Alexander sendiri. Meskipun dia memimpin tahap-tahap pertama pertempuran belakang garis front, keputusan Alexander adalah memimpin sendiri pasukan berkuda yang memberi pukulan menentukan. Ini merupakan cara yang penuh resiko dan dia sering terluka dalam pertempuran macam begini. Tetapi pasukannya menyaksikan dengan mata kepala sendiri bahwa Alexander betul-betul tidak kepalang tanggung menghadapi bahaya dan tak mau membebankan risiko pada pundak orang lain. Hal ini membawa akibat langsung dalam hal peningkatan moral prajurit yang meyakinkan.

Pertama Alexander memimpin pasukannya menerjang Asia Kecil, menghajar habis pasukan kecil Persia yang ditempatkan di situ. Kemudian dia bergerak menuju utara Suriah, menggilas pasukan besar Persia di kota Issus. Rampung ini dia balik badan menyerbu arah selatan, dan sesudah terlibat pertempuran berat dan sulit sepanjang tujuh bulan, dia berhasil menaklukkan kota pulau Phoenicia Tyre yang kini bernama Libanon. Tatkala Alexander sedang bertempur di Tyre, dia terima pesan dari Raja Persia mengwarkan separo kerajaannya buat Alexander asal saja Alexander bersedia menyetujui perjanjian perdamaian. Salah seorang jendral Alexander, Parmenio, mengganggap tawaran bagus dan layak diterima. “Jika aku Alexander, tawaran itu kuterima.” Apa jawab Alexander? “Begitu pula aku, andaikata aku ini bernama Parmenio.”

Sesudah Tyre jatuh, Alexander meneruskan gerakannya ke selatan. Gaza jatuh sesudah bertempur selama dua bulan. Mesir menyerah tanpa pertempuran apa pun. Sesudah menduduki Mesir, Alexander menetap sebentar sekedar memberi waktu istirahat bagi prajurit-prajuritnya. Di negeri itu, kendati umurnya baru dua puluh empat tahun, dia diberi anugerah gelar Firaun dan dinobatkan sebagai dewa. Sesudah dirasa cukup istirahat, Alexander dan pasukannya bergerak lagi kembali ke daratan Asia, dan dalam pertempuran hidup-mati yang menentukan di Arbela tahun 331 SM, dia sepenuhnya sudah melumpuhkan sebagian terbesar balatentara Persia.

Sesudah kemenangan gemilang itu Alexander memboyong tentaranya ke Babylon dan menerobos masuk ke kota-kota Persia, Suso dan Persepolis. Raja Persia Darius III (bukannya pendahulunya Darius Yang Agung) dibunuh oleh opsir-opsirnya di tahun 330 SM untuk mencegahnya menyerah kepada Alexander. Walau begitu, Alexander mengalahkan dan membunuh pengganti Darius, dan dalam pertempuran selama tiga tahun, dia sudah menaklukkan semua belahan timur negeri Iran dan mendesak terus ke Asia Tengah.

Dengan segenap Kekaisaran Persia berada di bawah tclapak kakinya, Alexander selayaknya ambil keputusan kembali pulang ke negerinya dan mengorganisir daerah kekuasaannya. Tetapi, haus penaklukannya tak tertahankan lagi, karena itu dia meneruskan labrakannya ke Afganistan. Dari situ dia pimpin tentaranya melintasi pegunungan Hindu Kush menuju India. Dia peroleh serentetan kemenangan besar di bagian barat India dan bermaksud melanjutkan serangannya ke bagian timur India. Tetapi, pasukannya sudah lelah dan ngos-ngosan akibat bertempur bertahun-tahun, dan menolak meneruskan penyerbuan. Maka dengan ogah-ogahan Alexander kembali ke Persia.

Sesudah kembali ke Persia, Alexander menghabiskan waktu sekitar setahun mengorganisir tentara dan wilayah kekaisaran yang dikuasainya. Alexander dibesarkan bersama keyakinan bahwa kebudayaan Yunani adalah satu-satunya kebudayaan yang unggul dan jempol dan semua bangsa yang bukan Yunani tak lain tak bukan adalah bangsa barbar. Keyakinan itu sudah barangtentu tersebar meluas di seluruh alam pikiran dan dunia Yunani, bahkan Aristoteles sendiri berpendapat begitu. Tetapi, lepas dari keberhasilannya menumpas habis tentara Persia, Alexander sadar bangsa Persia samasekali bukan bangsa barbar, dan orang-orang Persia bisa saja sama mampu dan sama pandai dengan orang Yunani. Oleh karena itu Alexander mengandung niat untuk menggabung kedua kekaisaran itu jadi satu, dan dijelmakannya dengan pembentukan gabungan budaya dari kerajaan Graeco-Persia dengan dia sendiri tentu saja berada di atas tampuk pimpinan penguasa. Sejauh yang dapat kita pastikan, dia betul-betul berkehendak agar bangsa Persia merupakan partner sederajat dengan bangsa Yunani dan Macedonia. Dalam rangka melaksanakan rencana ini, dia memasukkan banyak sekali orang Persia ke dalam Angkatan Bersenjatanya. Dia juga mengadakan pesta apa yang disebutnya “Perkawinan Barat dan Timur” di mana ribuan tentara Macedonia secara resmi mengawini puteri-puteri Asia. Dia sendiri, walaupun sudah mempersunting istri seorang gadis bangsawan Asia sebelumnya, kawin lagi dengan puteri Darius.

Gamblang sekali, Alexander bermaksud melakukan tambahan penaklukan dengan Angkatan Bersenjata yang sudah diorganisir kembali ini. Kita tahu, dia bennaksud menaklukkan Arabia, dan mungkin juga wilayahwilayah yang terletak di belahan utara Persia. Dan mungkin dia sudah punya rencana menduduki India atau menyerbu Roma, Carthago dan bagian-bagian Laut Tengah. Betapapun rencana itu sudah tersusun, yang jelas tak ada penaklukan-penaklukan berikutnya lagi. Di awal bulan Juni tahun 323 SM tatkala Alexander berada di Babylon, tiba-tiba dia terserang demam dan dia meninggal dunia sepuluh hari kemudian. Saat itu umurnya belum lagi mencapai tiga puluh tiga tahun.

Alexander tidak menunjuk penggantinya, dan segera sesudah dia tiada mulailah terjadi perebutan kekuasaan. Dalam pergumulan ini, bundanya, istrinya, anak-anaknya semuanya terbunuh. Kerajaannya dibagi diantara para jendralnya.

Karena Alexander mati dalam usia amat muda dan tak pernah terkalahkan, banyak spekulasi apakah gerangan yang akan terjadi andaikata usianya panjang. Apabila dia membawa pasukannya menyerbu dan menaklukkan daerah-daerah sebelah barat Laut Tengah, besar kemungkinan dia akan berhasil, dan dalam hal ini seluruh sejarah Eropah Barat akan mengalami perubahan besar-besaran. Tetapi spekulasi ini-betapapun menariknya tak ada hubungannya dengan sukses-sukses sesungguhnya yang sudah dicapainya.

Daerah Kekaisaran Alexander Yang Agung

Alexander mungkin seorang tokoh yang teramat dramatis dalam sejarah, karier dan pribadinya tetap jadi sumber kekaguman. Bukti-bukti kesuksesan kariernya cukup dramatis dan berlusin dongeng bermunculan menyangkut namanya. Dan jelas sekali sudah menjadi ambisinya menjadi pendekar dan penakluk terbesar sepanjang jaman, dan tampaknya memang layak dia peroleh julukan itu. Selaku pejuang individual, pada dirinya tercakup kemampuan dan keberanian. Sebagai seorang jenderal, dia teramat ulung, karena selama sebelas tahun pertempuran, tak pernah barang sekali pun dia kalah.

Berbarengan dengan itu, dia seorang intelektual yang belajar di bawah asuhan Aristoteles dan menguasai sajak-sajak Homer. Dalam hal merealisir gagasan bahwa bangsa yang bukan Yunani tidaklah mesti bangsa barbar, jelas menunjukkan bahwa pikirannya punya daya jangkau lebih jauh ketimbang sebagian besar pemikir-pemikir Yunani saat itu.

Tetapi, di lain pihak Alexander punya pandangan cupet. Meski berulang kali dia menghadapi risiko dalam pertempuran, dia tidak mempersiapkan penggantinya. Keteledoran inilah yang menjadi penyebab begitu cepatnya kerajaannya hancur berantakan sesudah dia tutup usia.

Alexander dianggap besar kemungkinan berwajah rupawan, dan dia sering amat bermurah hati kepada musuh yang dikalahkannya. Di lain pihak, dia juga seorang “egomaniac” dan bertabiat kejam. Pada suatu peristiwa, dalam suatu pertengkaran dalam keadaan slebor, dia membunuh teman akrabnya, Clertus, seorang yang pernah menyelamatkan jiwanya.

Seperti halnya Napoleon dan Hitler, Alexander punya pengaruh luar biasa terhadap generasinya. Masa pengaruhnya yang singkat, lebih ringkas dari mereka, semata-mata lantaran terbatasnya sarana untuk perjalanan kian-kemari serta komunikasi pada saat itu m_ embatasi dan memperkecil pengaruhnya terhadap dunia.

Dalam jangka panjang, pengaruh terpenting dari penaklukan yang dilakukan Alexander adalah mendekatkan kebudayaan Yunani dengan Timur Tengah, sehingga masing-masing mendapat faedah untuk menambah dan mempertinggi kebudayaan masing-masing. Selama dan segera sesudah karier Alexander, kebudayaan Yunani dengan cepat tersebar ke Iran, Mesopotamia, Suriah, Yudea, dan Mesir. Sebelum Alexander, kebudayaan Yunani memang sudah merasuk ke daerah-daerah ini tetapi

dengan lambat sekali. Juga, Alexander menyebarkan pengaruh kebudayaan Yunani ke India dan Asia Tengah, daerah yang belum terjamah sebelumnya. Tetapi, pengaruh kultural bukanlah berarti hanya berlaku sepihak dan satu jurusan. Dalam masa abad Hellenistik (abad-abad segera sesudah langkah-langkah Alexander) gagasan-gagasan Timur-khususnya gagasan keagamaan-tersebar ke dunia Yunani. Dengan kebudayaan Hellenistik ini memang tampaknya Yunani dominan tetapi sebenarnya pengaruh pikiran Timur besar sekali pada saat itu mempengaruhi Roma.

Dalam jangka perjalanan kariernya, Alexander mendirikan lebih dari dua puluh satu kota baru. Yang paling masyhur dari semua itu adalah Alexandria (Iskandariah) di Mesir yang dalam tempo cepat menjadi kota terkemuka di dunia dan merupakan pusat budaya dan pendidikan yang kesohor. Lain-lainnya seperti Herat dan Kandahan di Afganistan juga berkembang jadi kota-kota penting.

Alexander, Napoleon, dan Hitler rasanya punya persamaan dalam bobot pengaruhnya secara umum. Orang akan berkesan, bagaimanapun juga, pengaruh kedua orang yang disebut belakangan daya tahannya lebih pendek ketimbang Alexander. Atas dasar itulah dia dapat tempat urutan sedikit lebih atas.

ALEXANDER YANG AGUNG 356 SM-323 SM

Kamis, 04 April 2013

PROTAP PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK


PEMERIKSAAN GLUKOSA

A.Tujuan                     : Untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah
B. Metode                   : GOD-PAP
C. Prinsip                    : Glukosa diukur setelah oksidase enzimatik, adanya glukosidase hidrogen peroksidase di bawah katalisa peroksidase bereaksi dengan phenol dan 4-amino phenazone membentuk zat warna merah violet, quinoneimine sebagai indikator.
D. Bahan                     : Serum
E. Alat                         : 1. Micropipet 10µl & 1000µl           4. Tabung reaksi
                                      2. Blue tipe & yelow tip                    5. Centrifuge  
                                      3. Beackerglass                                 6. Fotometer

F.Reagensia                 :1. Reagen enzim (buffer pH 7,5)
                                      2. Reagen satandar
G.Cara Kerja               :

Sampel
Standart
Blanko
Sampel
10µl


Standart

10µl

Reagen
1000µl
1000µl
1000µl
 Masing – masing tabung dihomogenkan, diinkubasi 10 menit pada suhu 20 – 25 °C atau 5 menit pada suhu 37 °C
Diukur absorbance standar dan sampel terhadap blanko reagen dalam 60 menit

Λ      = 546 nm                                Standar  = 200
               Suhu = 25oC                                    Program = c/st
H. Nilai Rujukan           :         a. Darah segar (puasa) 70 – 100 mg/dl
                                                b. Serum & plasma (puasa) 75 – 115 mg/dl



PEMERIKSAAN  CHOLESTEROL TOTAL
Pemeriksaan                : Cholesterol Total
Tujuan                         : Untuk mengetahui kadar kolesterol seseorang
Metode                        : CHOD-PAP
Prinsip                         : Cholesterol diukurr setelah hidrolisa enzimatik dan oksidasi indikator quinoneimine dibentuk dari hidrogen peroksidase dan 4-aminophenazone. Absorben warna diukur dengan terbentuknya warna yang dibaca pada spektrofotometer dalam phenol dan peroxidase
Bahan                          : Serum
Alat                             : Tabung reaksi
                                      Beacker glass
                                      Pipet automatic
Reagensia                    : Cholesterol liquicolor
Nilai Nomal                 : 200 mg/dl
Cara Kerja                   :
Skema pemipetan
Blanko
R/ Standart
Test
Standart

10 μl

Sampel


10 μl
R/ Cholesterol
1000 μl
1000 μl
1000 μl
-          Dihomogenkan
-          Diinkubasi selama 20 menit pada suhu 20 - 25° C
-          Diukur absorbance sampel tehadap blanko reagen dalam waktu tidak lebih dari 60 menit ( λ = 546 nm, program = c/st, angka faktor = 200,0 mg/dl )




PEMERIKSAAN LDL
A.Tujuan                     : untuk pengukuran kuantitatif LDL-cholesterol (LDL)
B. Metode                   : Test warna-Enzymatik
C. Prinsip                      : Chylomicrons,VLDL dan HDL cholestrol dihilangkan secara khusus melalui reaksi enzymatik.kemudian LDL cholesterol yang tertinggal diukur melalui reaksi enzymatik khusus ,juga memakai surfactans spesific untuk LDL
D. Bahan                     : Serum                            
E. Alat                         : 1. Tabung                             3. Mikropipet                         5. Centrifuge
   2. Beacker Glass                  4. Yellow tip . blue tip            6. Photometer

                                     

F.Reagensia                 : 1. R1
   2. R2
G.Cara Kerja               :
Hangatkan reagen dan kufet sampai 37°C.suhu harus dijaga konstan (±0,5°C) selama test.

Blanko reagen
Calibrator/sampel
Air
10 µ
Calibrator/Sampel

10 µ
R1
750 µ
750 µ
R2
250 µ
250 µ



             
  Campur dengan hati-hati,inkubasi pada suhu 37°C dan baca absorbance AA calibrator dan sampai terhadap blanko reagen (RB) setelah 5 menit.

F. Nilai Rujukan          :
           

Laki - Laki
Perempuan
Resiko menurun untuk CHD
<  50 mg/dl
< 63 mg/dl
Resiko meningkat untuk CHD
> 172 mg/dl
> 167 mg/dl








PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA
A.Tujuan                     : Untuk mengetahui kadar trigliserida dalam sample
B. Metode                    : GOD-PAP
C. Prinsip                       : Trigliserida diukur setelah hidrolisa enzimatik dengan lipase indicator     quinonemine dibentuk dari hydrogen peroksida 4amino pryme chlorophenol dibawah pengaruh katalisa peroksida
D. Bahan                     : Serum
E. Alat                         : 1. Tabung                             4. Mikropipet
   2. Beacker Glass                   5. Yellow tip . blue tip
   3. Fotometer 4010


F.Reagensia                 : 1. Reagen enzym
   2. Reagen standart   
G.Cara Kerja                :

Blanko
Standar
Tes
Standar

10 ul

Sampel


10 ul
Rg Enzym
     1000ul
1000 ul
    1000 ul
Dicampur diinkubasi pada 20-25°C selama 10 menit
Λ         = 546 nm                                Standar  = 200
            Suhu    = 25oC                                                Program = c/s




PEMERIKSAAN TOTAL PROTEIN
A.    Pemeriksaan                :     Total Protein
B.     Tujuan                         :     Untuk mengetahui kadar protein dalam serum
C.     Metode                        :     Biuret
D.    Prinsip                         :     Ion tembaga bereaksi dengan protein dalam media alkali
membentuk kompleks ungu. Absorbans kompleks ini sebanding dengan konsentrasi protein dalam serum.
E.     Reagen                        :     4 x 100 ml atau 1000 ml reagen warna
·         Natrium hidroksida                 200 mmol/l
·         Kalium natrium tartrat                        32 mmol/l
·         Cuprum sulfat                         18 mmol/l
·         Kalium iodida                         30 mmol/l
F.      Bahan                          :     Serum, plasma heparin atau EDTA
G.    Alat                             :     Tabung reaksi , mikropipet 20 µl , 1000 µl, blue and yellow tip,
                                          beacker glass, fotometer
H.    Cara kerja                    :
·         Filter                :     546 nm
·         Program           :     C/F
·         Tebal kuvet     :     1 cm
·         Temperature    :     20-250 C
·         Pengukuran terhadap blanko reagen
·         Factor              :     19,00


Sampel
Blanko
Sampel
20 µl

Blanko
1000 µl
1000 µl
Dicampur, diinkubasi 20 menit dengan suhu 20-250C. diukur absorbans sampel terhadap blanko reagen dalam waktu 30 menit.





I.       Perhitungan                  :
      C = 19 x ΔA (g/dl) atau C = 190 x ΔA (g/l)
J.       Nilai normal dalam serum atau plasma :
Bayi                             : 4,6 – 7.0 g/dl  atau 46 – 70 g/l
3 tahun s/d dewasa     : 6,6 – 8,7 g/dl  atau 66 – 77 g/l




PEMERIKSAAN  ALBUMIN

A.    Tujuan             : Untuk mengetahui kadar albumin dalam serum penderita.

B.     Metode            : BCG (Bromcresol Green
C.     Prinsip             :Bromcresol Green dengan albumin dalam larutan buffer sitrat membentuk
kompleks warna.Absorbance dari kompleks warna ini proporsional dengan konsentrasi albumin dalam sampel.
D.    Reagen                        :Reagen warna dan Standart
E.     Bahan              :Serum atau plasma
F.      Alat                 : ●Fotometer
  ●Pipet Automatik 10 dan 1000
  ●Beacker Glass
  ●Tabung Reaksi
  ●Blue dan Yellow tipe

G.    Cara Kerja       :    Panjang gelombang            546nm             Program           c/st
  Tebal Kuvet              1cm                            
  Temperatur                20-25ᵒC
  Pengukuran terhadap            Blanko Reagen
 

Blanko
Standart
Test
Sampel
-
-
10
Standart
-
10
-
Reagen Warna
1000
1000
1000
Campur,diinkubasi 5 menit,ukur absorbance standart dan sampel terhadap blanko reagen dalam waktu 30 menit.



H.    Nilai Rujukan  :Dalam serum atau plasma 3,8-5,1 gr/dl atau 38-51 gr/l




Pemeriksaan UREUM

A.Tujuan                     : Untuk mengetahui kadar ureum dalam serum
B. Metode                   : Berthelet
C. Prinsip                      :Urea dihidrolisa dengan adanya air dan urease membentuk ammonia dan
carbon dioksida . pada metode modifikasi Bedrthelet ini,ion ammonia bereaksi dengan hypochlorit dan sallycilate membentuk zat warna hijau, Peningkata Abs.Pada 578 nm proporsional dengan konsentrai urea dalam sample.
D. Bahan                     : Serum,plasma (semua plasma kecuali ammoniumheparinat ),urine.
                                       Encerkan urine 1 + 100 dengan aquadest.
                                       Jangan gunakan serum lipemic.stabil 3 hari pada 4 C.
E. Alat                         :

   l. Spektrofotometer
                                       2. Tabung reaksi
                                       3. Beacker glaas
             4. Pipet automatic
             5. Blue tip dan Yellow tip

F.Reagensia                 : 1. Reagen standart
                                       2. Reagen R1A
                                       3. Reagen R2




            KOMPOSISI REAGEN       

R1
R2
R3
1. 10505
100 ml
100 ml
1 ml
2. 10506
1000 ml
-
10 ml
3. 10507
-
1000 ml
-
STD
3 ml std. urea 80 mg/dl ( 13,3 mmol/l) atau BUN 37,28 mg/dl (6,2 mmol/l)

                                    PERSIAPAN REAGEN
                                    R1A : Campuran reagen 3 dengan reagen 1 sbb :
                                                Missal : 1 ml R3 + 100 ml R1 ( 1 = 100 bag. )
                                    R2 dan STD siap pakai tanpa pengenceran.
G.Cara Kerja               :
                        Panjang gelombang     : Hg 578
                        Tebal kuvet                 : 1 cm
                        Temperatur                  : 20 – 250 C
                        Pengukuran terhadap blanko reagen


RB
STD
SPL
Sampel
-
-
10 ul
Standard
-
10
-
Reagen RIA
1000
1000
1000 ul
Campur , inkubasi 5 mnt (20-25 C) atau 3 mnt ( 37 C )
Reagen R2
1000
1000
1000 ul
Campur, inkubasi 10 menit pada 20 - 25 C atau 5 menit pada 37 C. Ukur Abs. standard dA( STD ) dan sampel dA ( SPL ) terhadap RB dalam waktu 60 menit 
                         
G. Nilai Rujikan            : Serum : 10 – 50 mg/dl atau 1,7 – 8,3 mmol/l
                                        Urine  : 20 – 35 mg/24 jam atau 333 – 583 mmol/24 jam                                                               






PEMERIKSAAN ASAM URAT
A.    Tujuan             : Untuk mengetahui kadar asam urat dalam darah
B.     Metode            : Uricase PAP
C.     Prinsip             :
Kadar asam urat diukur melalui reaksi dengan uricase. H2O2 bereaksi dibawah katalisa peroksidase dengan 3,5-dichloro-2-hydroxybenzenesulfonic acid (DCHBS) dan 4-aminophenazone (PAP) membentuk zat warna merah violet quinoneimine sebagai indicator
D.    Reaksi                         :
                                                       Uricase
Asam Urat + O2 + 2 H2O                                           allantoin + CO2 + H2O2
                                                    peroxidase
2 H2O + DCHBS + PAP                                            N–(4-antypiryl) 3-chloro-5-sulfonate- p-benzoquinoneimine + HCl + 4 H2O                          
E.     Bahan                :  Serum
F.      Alat                   :
         Pipet automatic 20 µl , 1000 µl
         Blue tip
         Yellow tip
         Becker glass
         Tabung venoject
G.    Reagensia          :
         Reagen enzyme
         Larutan standart asam urat 8 mg/dl
H.    Cara Kerja         :
         Disiapkan alat dan bahan
         Disiapkan 3 buah tabung venoject, beri tanda (B, St , T)
         Masing – masing tabung dipipet

Blanko
Standart
Test
Sampel
-
-
20 µl
Lart. Standart
-
20 µl
-
Rg. Enzym
1000 µl
1000 µl
1000 µl
-          Dihomogenkan
-          Diinkubasi pada suhu 37C selama 5 menit atau 20-25C selama 10 menit
-          Dibaca Absorbance standart dan sampel terhadap reagen blanko pada fotometer
Filter                : 546 nm
Program           : C/St
Standart           : 8,00
-          Dicatat dan dilaporkan hasilnya
I.       Nilai Rujukan    :  Pria             : 3,4 – 7 mg/dl atau 200 – 420 µmol/liter
                             Wanita        : 2,4 – 5,7 mg/dl atau 140 – 340 µmol/liter


PEMERIKSAAN KREATININ ( Dengan Deprot)
A.Tujuan                     : Untuk mengetahui kadar kreatinin dalam serum
B. Metode                   : Jaffe (dengan deproteinase)
C. Prinsip                    : Kreatinin dalam suasana alkali akan membentuk kompleks warna merah
   sampai jingga dengan asam pikrat. Kompleks warna yang terbentuk    
   sebanding dengan kadar kreatinin dalam sampel.
D. Bahan                     : Serum
E. Alat                         : 1. Micropipet 500µ                          4. Tabung reaksi
                                      2. Blue tipe                                        5. Centrifuge  
                                      3. Beackerglass                                 6. Fotometer



F.Reagensia                 :1.TCA (Tri Chlor Acid) 1,2 N 20
                                      2. Asam pikrat dan NaOH = sebagai reagen kerja 1:1
                                      3. Standar 2

                                                                     
G.Cara Kerja               :
Deproteinase

Blanko
Standar
Tes
Aquadest
0,5 ml


Standar

0,5 ml

Sampel


0,5 ml
Rg TCA
0,5 ml
0,5 ml
0,5 ml
Dicentrifuge dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit
Diambil supernatannya

Λ      = 546 nm                                Standar  = 200
               Suhu = 25oC                                    Program = c/st


Blanko
Standar
Tes
Aquadest
0,5 ml


standar

0,5 ml

Sampel


0,5 ml
Rg kerja
0,5 ml
0,5 ml
0,5 ml

Diinkubasi pada suhu 25oC selama 20 menit . Dibaca pada
fotometer dengan λ 546 nm, program c/st , standar 200.


H. Nilai Rujikan            : Laki-laki    = 0,5-0,9 mg/dl
                                        Perempuan = 0,6-1,1mg/dl


PEMERIKSAAN KREATININ (Tanpa Deprot)

A.Tujuan                     : Untuk mengetahui kadar kreatinin dalam serum
B. Metode                   : Jaffe (tanpa deproteinase)
C. Prinsip                    : Kreatinin dengan asam pikrat membentuk kompleks warna orange
   merah dalam larutan alkali. Absorbance warna kompleks ini sebanding
   dengan konsentrasi kreatinin dalam sampel.
D. Bahan                     : Serum
E. Alat                         : 1. Micropipet 500µ                          4. Tabung reaksi
                                      2. Blue tipe                                        5. Centrifuge  
                                      3. Beackerglass                                 6. Fotomete


F.Reagensia                 :1.Asam pikrat
                                      2. Natrium hidroksida
                                      3. Standar 2 mg/dl   
G.Cara Kerja               :
Λ      = 492 nm                                Standar  = 200
               Suhu = 37oC                                    Program = c/st
Dipipet ke dalam kuet
semi micro
macro
Sampel/standar
100µl
200µl
Reagen kerja
1000µl
2000µl
Dicampur dan jalankan stopwatch. Setelah 30 detik dibaca pada
Fotometer


H. Nilai Rujikan            : Serum : Laki-Laki   :0,6-1,1 mg/dl
                                                      Perempuan            :0,5-0,9 mg/dl
                                        Urine : 1000-1500 mg/24 jam



PEMERIKSAAN BILIRUBIN DIRECT DAN BILIRUBIN TOTAL
A.    Tujuan                   : Untuk mengetahui kadar Bilirubin Direct (D) dan Bilirubin Total (T)
B.     Metode                  : Jendrassik / Grof
C.     Prinsip                   :          
Bilirubin bereaksi dengan Diazotized Sulphanilic Acid (DSA) membentuk zat warna merah azo. Absorbans zat warna ini pada 546 nm sebanding dengan konsentrasi bilirubin dalam sampel. Glucuronides bilirubin yang larut dalam air bereaksi langsung dengan DSA yang mana albumin yang terkonjugasi dalam bilirubin indirect hanya akan bereaksi dengan DSA, dibantu adanya accelerator (zat pemercepat).
Bilirubin total = bilirubin direct + bilirubin indirect.
D.    Reaksi                   : Asam sulfanilic + natrium nitrit                                DSA
  Bilirubin +DSA                                                         DIRECT azobilirubin
  Bilirubin + accelerator                                               TOTAL azobilirubin
E.     Bahan                    : Serum atau plasma heparin.
  Hindari hemolisis. Sampel harus terlindungi dari sinar.
  Stabilitas : Bilirubin stabil selama 3 hari bila disimpan terlindung dari  sinar pada 2-8°C.
F.      Reagen                  :
1.      1 x 100 ml reagen Bilirubin Total (tutup putih)
Asam sulfanilic                                               14 mmol/l
Asam hydroclorit                                            250 mmol/l
Caffeine (accelerator)                                     200 mmol/l
Natrium benzoate                                            420 mmol/l
2.      1 x 9 ml reagen T-Nitrit (tutup putih)
untuk pengukuran Bilirubin Total
Natrium nitrit                                                  14 mmol/l
3.      1 x 100 ml reagen Bilirubin Direct (tutup merah)
Asam sulfanilic                                               14 mmol/l
Asam hydroclorit                                            250 mmol/l
4.      1 x 9 ml reagen D-Nitrit (tutup merah)
untuk pengukuran Bilirubin Direct
Natrium nitrit                                                  0.9 mmol/l
G.    Alat                       :
1.      Micropipet
2.      Tip biru dan tip kuning
3.      Tabung reaksi
4.      Fotometer
H.    Cara Kerja             :
a.       Persiapan reagen dan stabilitas
1.      Kedua reagen dan larutan nitrit siap pakai.
2.      Stabil sampai tanggal kadaluarsa bila tidak dibuka dan disimpan pada 15-25°C.
b.      Pemeriksaan
Panjang gelombang     : 546 nm
Celah optik                  : 1 cm
Suhu                            : 20-25°C
Pengukuran                 : terhadap blanko sampel
c.       Prosedur
1.      Bilirubin Total
Pipet ke dalam cuvet
Blanko sampel
Sampel
Reagen, bilirubin total (1)
Reagen T-Nitrit
1000 µl
1000 µl
-
40 µl
Campur dengan baik, inkubasi selama 5 menit.
Sampel
100 µl
100 µl
Campur, inkubasi pada suhu kamar selama 10 sampai 30 menit.
Ukur absorbans sampel terhadap blanko sampel (∆A546)

2.      Bilirubin Direct
Pipet ke dalam cuvet
Blanko sampel
Sampel
Reagen, bilirubin direct (3)
Reagen D-Nitrit
1000 µl
1000 µl
-
40 µl
Campur dengan baik, inkubasi selama 2 menit.
Sampel
100 µl
100 µl
Campur, inkubasi pada suhu kamar selama 5 menit tepat.
Ukur absorbans sampel terhadap blanko sampel (∆A546)



I.       Interpretasi Hasil   :
Linearitas : Pemeriksaan linear sampai 25 mg/dl. Untuk konsentrasi bilirubin melebihi 25 mg/dl, encerkan sampel 1 + 4 dengan garam fisiologis (0.9%) dan ulangi pemeriksaan. Kalikan hasil dengan 5.
J.       Perhitungan           :
Hitung konsentrasi bilirubin total dan direct dengan menggunakan faktor 13.0
Konsentrasi bilirubin (mg/dl) = ∆A546  x 13.0
(mg/dl) x 17.1 = (µmol/l)
K.    Nilai Rujukan        :
Bilirubin total
mg/dl
µmol/l
Pada kelahiran, sampai
5 hari, sampai
1 bulan, sampai
Dewasa, sampai
5
12
1.5
1.1
85.5
205.0
25.6
18.8
Bilirubin direct
Dewasa, sampai
0.25
4.3






ALKALI PHOSPATASE

A.    Pemeriksaan                :     Alkali Phosphatase
B.     Tujuan                         :     Untuk mengetahui kadar Alkali phosphat
C.     Metode                        :     Optimised Standard Methode sesuai dengan rekomendasi 
                                          DGKC.
D.    Prinsip                         :     p – Nitrophenyl phosphate + H2O <===> phosphatase
                                                                                                + p - nitrophenol
E.     Reagen                        :     1. Reagen Buffer
2. Larutan Substrat
F.      Bahan                          :     Serum, plasma heparin atau EDTA
G.    Alat                             :     Tabung reaksi , mikropipet 20 µl , 1000 µl, blue and yellow tip,
                                          beacker glass, fotometer
H.    Cara kerja                    :
·      Filter                   : 405 nm
·      Program              :  K20
·      Tebal kuvet         :  1 cm
·      Temperature       :  20-250 C
·      Pengukuran terhadap udara
·      Faktor                 :  2757

Test
Reagen Kerja
1000 µl
Sampel
20  µl
Campur, ukur absorbans dan pada saat bersamaan jalankan stopwatch. Ulangi pengukuran setelah 1, 2 dan 3 menit.




I.       Nilai normal dalam serum atau plasma :
Wanita             : 64 – 306 U/L
Pria                  : 80 – 306 U/L




PEMERIKSAAN SGOT
1.      Tujuan                        : Untuk mengetahui kadar SGOT di dalam darahseseorang secara                                         fotometris.
2.      Metode Pemeriksaan : Modifikasi IFCC
3.      Prinsip                                  : NADH dioksidasi menjadi NAD+  menghasilkan penurunan absorben pada                                                 340nm  yang secara langsung sebanding dengan aktivitas GOT (Glutamin                                                         Okdaloasetat Transaminase)
4.      Reaksi                        : L-Aspartat + 2-oxoglutarate
GOT Oxaloacetate + L-GlutamateOxaloacetate + NADH + H+
                                     MDH L-Malate + NAD + H
5.      Reagen                       :
a.       Aquadest
b.      Reagen 1
c.       Reagen 2
7. Alat                              :
§  Tabung reaksi
§  Rak tabung reaksi
§  Mikropipet  100cc , 200cc , 1000cc
§  Fotometer
8. Prosedur                      :
a.       Pembuatan Reagen Kerja
Reagen 1 = 800 u/L + Reagen 2 = 200 u/L . Perbandingan = 4 : 1
b.      Prosedur Kerja
Sampel
100 u/L
Reagen Kerja
1000 u/L


c.       Pengukuran
·         Program                     : Kinetik 2
·         Panjang Gelombang : 340nm
·         Suhu                          : 37◦C
·         Faktor                        : 1745
d.      Homogenkan , baca absorbansi terhadap udara setelah 1 menit dan jalankan timer . Baca absorbansi lagi setelah tepat 1, 2, dan 3 menit
e.       Nilai Normal : Laki – Laki = <37 u/L , Perempuan = < 31 u/L






PEMERIKSAAN SGPT
Tujuan
untuk mengetahui fungsi hati
Metode
IFCC (International Federation of Clinical Chemistry
Prinsip
metode kinetik untuk mengukur akivitas ALAT berdasarkan rekomendasi Expert Panel of the IFCC(International Federation of Clinical Chemistry)
Reaksi
2-Oxoglutarate + L-alanine    GPT→L-glutamate + pyruvate
Pyruvate + NADH + H   → LDH    L-lactate + NAD
Bahan
Serum,plasma Heparin atau EDTA.Hindari hemolisa!
Alat
-        Fotometer 4010
-        Pipet automatic 200ul,1000ul,100ul
-        Stopwatch
-        Cuvet


Cara kerja
-        Panjang gelombang : Hg 365nm,340nm,atau 334nm
-        Celah optic : 1cm
-        Suhu : 25-37°C
-        Pengukuran : terhadap udara (penurunan absorbans)
Hangatkan reagen dan cuvet pada suhu yang dikehendaki.Suhu harus dijaga konstan( ±0,5°C) selama pemeriksaan.

Prosedur 1 dengan start sampel
Pipet ke dalam cuvet
25°C atau 30°C
37°C
Sampel
200ul
100ul
Reagen kerja
1000ul
1000ul
Campur,baca absorbans setelah 1 menit dan jalankan stopwatch.
Baca absorbans lagi tepat setelah 1,2 dan 3 menit

            Prosedur 2 dengan start reagen
Pipet ke dalam cuvet
25°C,30°C
37°C
Sampel
200ul
100ul
Reagen 1
1000ul
1000ul
Campur,inkubasi selama 5 menit dan jalankan stopwatch
Reagen 2
250ul
250ul
Campur,baca absorbans setelah I menit dan jalankan stopwatch.
Baca absorbans lagi tepat setelah 1,2,3 menit.


Perhitungan/Interpretasi hasil
Untuk perhitungan absorbans per menit dalam 0,06-0,08 (Hg 365nm) atau 0,12-0,16 (Hg 334,340nm) , prosedur 1+2 pengukuran hanya dari 2 menit pertama digunakan untuk (1 menit inkubasi,2 menit pengukuran).Hitung aktivias GPT dalam sampel menggunakan factor berikut:
            Prosedur 1 dengan start sampel

Hg 334nm
Hg 340nm
Hg 365nm
Ul (25°C,30°C)
971
952
1765
Ul (37°C)
1780
1745
3235

            Prosedur 2 dengan start reagen

Hg 334nm
Hg 340nm
Hg 365nm
Ul (25°C,30°C)
1173
1151
2132
Ul (37°C)
2184
2143
3971

Nilai rujukan
Suhu
25°C
30°C
37°C
Pria
22ul
30ul
42ul
Wanita
17ul
23ul
32ul